Mungkin kita semua tahu apa itu arti dari keseimbangan, ada yang berkata tidak miring sebelah, rata tanpa ada yang menonjol. Seimbang di lihat dari konteks berbeda, tidak memihak kepada seseorang, di beri uang saku yang sama dengan kakak oleh mama dan pengertian serta contoh keseimbangan lannya. Saya sependapat pengertian keseimbangan menurut anda semua. Tapi, teori keseimbangan yang akan di bahas di sini yaitu keseimbangan yang hakiki. Sebuah keseimbangan yang perlu kita sadari dalam menerapkannya dalam semua lini aspek kehidupan manusia.
Di dalam dunia ekonomi mikro, keseimbangan di kenal dengan istilah Ekuilibrium yakni keseimbangan antara permintaan dan penawaran dalam roda ekonomi. Kualitas ekonomi suatu Negara baik atau buruk dapat kita lihat dari keseimbangan permintaan dan penawaran sutu barang atau jasa. Tingginya permintaan suatu barang tanpa diikuti dengan penawaran maka akan terjadi ketimpangan ekonomi. Begitu juga sebaliknya, jika penawaran lebih tinggi di bandingkan permintaan. Permintaan dan penawaran harus berbentuk linear, agar terjadi keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Maka unsur Ekuilibrium di dalam praktik ekonomi merupakan indicator baiknya perekonomian suatu Negara.
Di dalam tatanan bahasa, keseimbangan dapat kita lihat pada kata sebab dan akibat. Sebab dan akibat adalah kata yang saling melingkar dan terikat. Terdapat unsur keseimbangan di dalam kata sebab-akibat,jika di hilangkan kata sebab maka tidak akan terjadi sebuah akibat begitu pula sebaliknya. Jika kita melakukan sebuah aktivitas (sebab) sudah seyogianya kita mendapatkan hasil (akibat). Terdapat unsure keseimbangan yang padu dan tak dapat di pisahkan. Sebab-akibat merupakan interpretasi dari rangkaian kalimat yang berubah menjadi kata-kata. Kalimat yang di susun merupakan kalimat yang tercermin dalam diri kita sendiri. Sebagai contoh, budi rajin belajar maka ia naik kelas, adik malas makan maka ia sering sakit. Ini merupakan sedikit contoh interpretasi dari sebab akibat yang berasal dari diri kita yang kita eksekusi di dalam aktivitas sehari-hari. Jadi jelas bahwa keseimbangan juga terdapat d dalam tatanan bahasa yang takkan dapat di pisahkan.
Begitu pula di dalam tatanan kepatuhan beragama. Di dalam islam kita sering mendengar istilah sunnahtullah yakni kejadian yang seharusnya terjadi. Sunnahtullah di dalam konteks kata di jawentahkan dalam pasangan kata malam-siang, pria-laki, keras-lembut, air-api, baik-jahat, dan seterusnya. Dari contoh kalimat tersebut kita mengetahui keseimbangan yang konkrit, keseimbagan ini tidak dapat di ubah atau dig anti pasangannya. Dalam kata lain, keseimbangan itu harus di tempatkan pada tempatnya, jika keseimbangan (baca : Sunnahtullah) tidak terjadi, maka tidak akan terjadi dinamisasi di dalam aktivitas kehidupan manusia. Grand Design diciptakannya sunnahtullah di setiap sendi kehidupan yakni untuk menunjukkan kekuasaan sang maha pencipta yang hakiki. Dan menunjukkan pula kepada kita bahwa ada zat yang maha sempurna yang telah mengatur ini semua. Sesungguhnya kita adalah makhluk lemah di hadapan pencipta, dari sini juga kita melihat adanya keseimbangan komprehensip antara kita (yang di cipta) dengan zat maha pencipta.
Adalah sudah sepantasnya kita sebagai makhluk yang di cipta melakukan keseimbangan dengan makhluk ciptaan sang maha penciptang yang lainnya. Demi terwujudnya keadilan dalam tatanan semua aspek tatanan kehidupan.
Tulisan seorang aidil ghufran rasyid
No comments:
Post a Comment